Cari Sesuatu Tentang Bali Disini
10 July 2011
Kuliner Bali - Belut Goreng Tabanan Disukai Turis
Kediri-Tabanan , Produk hasil olahan perikanan di Kabupaten Tabanan ternyata tidak hanya berupa pindang, seperti yang selama ini dikenal oleh masyarakat. Namun sejak awal tahun 2000-an lalu juga mulai berkembang hasil olahan berupa belut goreng.
Selain dipasarkan di warung-warung dan swalayan, belut goreng dari Tabanan ini juga disukai para turis.
Ni Wayan Rusmini, pengolah belut yang tinggal di Kediri, Tabanan mengungkapkan usaha belut goreng ini mulai ditekuni pada awal tahun 2000-an.
Bila awalnya hanya dipasarkan di warung-warung kecil di sekitar Kediri, seiring perjalanan waktu belut gorengnya yang kini dilengkapi label sudah merambah ke restoran besar dan swalayan yang ada di Tabanan, Badung, Denpasar serta kota lainnya di Bali.
Selain itu, belut gorengnya juga sering dijadikan oleh-oleh para wisatawan manca negara. “Belut goreng yang saya produksi ini juga sering dibeli untuk oleh-oleh dibawa ke luar negeri,” kata Rusmini.
Menurutnya, pada awalnya berdirinya bersama beberapa anggota keluarga yang lain rata-rata hanya mengolah belut goreng ini sejumlah 5 – 10 Kg saja. Namun kini setiap hari omzetnya rata-rata sudah mencapai 25 Kg.
“Belut goreng saya jual dengan harga Rp 100 ribu/Kg,” katanya sambil menambahkan, bahan bakunya berupa belut hidup dibeli dengan kisaran harga Rp 20 – 30 ribu/Kg.
“Kalau pas musimnya dan belut melimpah, saya beli seharaga Rp 20 ribu sekilo. Tapi kalau pas tidak musim harganya naik bisa menjadi Rp 30 – 35 ribu per kilo,” ujarnya.
Dikatakan, belut yang diolahnya berasal dari sekitar Kecamatan Kediri. Namun ketika pasokan dari dari Kecamatan Kediri berkurang, dirinya terpaksa membeli belut dari Jawa.
“Dibandingkan belut dari Jawa, belut dari Bali lebih disukai
konsumen karena ukurannya yang kecil-kecil. Selain itu, rasanya juga lebih gurih,” katanya.
Peraih juara I tingkat provinsi lomba pengolahan hasil
perikanan ini menambahkan, untuk mengembangkan pasar belut gorengnya, dirinya telah menempuh berbagai cara. Di antaranya yang dilakukannya kali ini, yakni mengikuti pameran bersama Diskanlaut Tabanan di acara Parade Budaya di Tanah Lot tahun lalu.
“Respon pengunjung ternyata cukup bagus, belut goreng yang
dipamerkan sudah banyak yang laku. Pembelinya tidak hanya orang lokal, tapi banyak juga para wisatawan asing,” katanya.