Denpasar. Pulau Bali yang selama ini dikenal surga wisata bagi wisatawan namun pada tahun 2015 diprediksi akan mengalami krisis air. Hal ini di ungkapkan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Eksekutif Daerah Bali. Yang lebih mengerikan, Walhi memprediksi pada tahun 2020 Pulau yang dikenal hingga kemancanegara ini akan mengalami krisis air bersih.
"Ancaman krisis ekologi Bali di ambang batas. Saat ini Bali telah mengalami gejala-gejala krisis ekologi. Hal yang paling nyata adalah krisis yang dianggap paling mendasar, yakni krisis air," tegas Deputi Internal Walhi Bali, Suriadi Darmoko dalam rilisnya, Minggu (22/4/2012).
Dalam penelitian yang dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup pada tahun 1997 silam, Darmoko menyatakan jika Bali akan mengalami krisis air pada tahun 2013 sebanyak 27 miliar liter. "Sementara Balai Lingkungan Hidup (BLH) menyebut Bali akan mengalami krisis air bersih pada tahun 2020," ujar Darmoko.
Terkait hal itu, Walhi menawar tiga solusi untuk mengatasi krisis air Di Pulau Dewata, yakni pertama, Pemerintah Provinsi Bali harus konsisten menegakkan Perda Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Bali yang sangat peduli terhadap ekologi. Kedua, harus melakukan moratorium pembangunan industri pariwisata secara konsisten.
Darmoko meyakinkan, bahwa upaya itu dilakukan agar pemerintah bisa mengambil jarak dari masalah sehingga dapat solusi jangka panjang dan komprehensif. Masyarakat juga harus diberi ruang dan kesempatan partisipasi dalam pengelolaan lingkungan agar tercapai pariwisata yang bertanggungjawab dan berkelanjutan. Selain itu, Pemerintah Provinsi Bali harus segera membuat master plan pembangunan Bali secara komprehensif mulai dari hulu hingga ke hilir.