Cari Sesuatu Tentang Bali Disini

24 December 2010

Warga Pasang Penjor dan Bikin Lawar



Aroma hari raya Natal sangat terasa ketika memasuki Dusun Palasari, Ekasari, Melaya yang mayoritas penduduknya beragama Katholik. Sejumlah warga tampak terlihat sedang mempersiapkan segala sesuatunya menjelang Misa Natal yang akan berlangsung Sabtu (25/12) besok.

Ada hal yang unik yang dilakukan umat Katholik di Palasari. Mereka memasang penjor di depan rumahnya, seperti halnya dengan umat Hindu manakala merayakan hari raya Galungan.

Selain itu, mereka juga membuat pajegan yang akan dibawa ke gereja. Menurut Perbekel Ekasari, I Gusti Made Darma Wiryadhi, Jumat (24/12), pembuatan penjor dan pajegan tersebut sudah menjadi tradisi setiap Natal, namun fungsi keduanya berbeda dengan penjor dan pajegan umat Hindu.

" Karena kami adalah orang Bali asli maka kami masih tetap melestarikan budaya leluhur kami, namun kelengkapanya tidak seperti yang dibuat saudara kami yang beragama Hindu begitu pula fungsinya berbeda,"ujarnya.

Menurutnya, penjor dan pajegan yang dibuat umat Katholik
Palasari lebih bersifat hiasan.

"Penjor dan pajegan yang kami buat fungsinya lebih sebagai hiasan,"ujarnya.

Lanjutnya sehari menjelang Natal umat Katholik di Palasari juga melakukan kegiatan seperti Penampahan Galungan.

Mereka yang mampu biasanya memotong babi sedangkan yang kurang mampu ada yang urunan untuk memotong babi atau cukup menyembelih ayam yang nantinya diolah menjadi lawar atau masakan Bali lainnya.

"Pokoknya kegiatan kami disini sangat kental dengan nuansa
Bali,"tandasnya.

Sementara itu di Gereja Hati Kudus Yesus tampak terlihat anak-anak sedang berlatih tari Panyembrama

"Kami memiliki tradisi mementaskan tarian Panyembrama ini di hari Natal," ujar salah seorang warga yang sedang menyaksikan latihan tari tersebut.

Selain itu, ketika melakukan misa Natal, umat Katholik di Palasari ini akan mengenakan pakaian adat seperti layaknya
umat Hindu yang mau sembahyang bahkan doa-doa pun dilantunkan dalam Bahasa Bali.

"Selain pakaian yang dikenakan saat sembahyang persis seperti pakaian umat Hindu yakni yang laki-laki mengenakan kain, saput dan udeng serta yang perempuan mengenakan kain dan kebaya. Ucapan doanya pun masih menggunakan bahasa Bali," jelasnya.

Kegiatan serupa juga dilakukan oleh umat Kristiani di Desa Belimbingsari, Melaya. Mereka memasang penjor dan memotong hewan seperti Penampahan Galungan saat sehari menjelang Natal. (dey)

Agen Properti Terpercaya di Bali